Palu (20/4), HMB FMIPA UNTAD Melakukan Kegiatan Pembukaan Memperingati Hari Bumi 22 April 2018 yang Dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan Biologi FMIPA (Dr.Lif.Sc. I Nengah Suwastika, M.Sc., M.Lif.Sc), yang berkesempatan menyampaikan sedikit Sejarah lahirnya Hari Bumi (Earth Day) yang diperingati setiap tanggal 22 April. Diselenggarakan pertama kali pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Penggagasnya adalah Gaylord Nelson, seorang senator Amerika Serikat dari Wisconsin yang juga pengajar lingkungan hidup, gagasan disampaikannya sejak tahun 1969. Pada kesempatan ini Ketua Jurusan juga mengingatkan akan semangat Kartini yang harus dijiwai oleh mahasiswi (Jur. Biologi saat ini memiliki lebih dari 70% Mahasiswi)
Dalam rangka memperingati hari bumi 2018 yang jatuh pada tanggal 22 April 2018, Biologi FMIPA UNTAD mengadakan kegiatan Orasi Aksi Bersih dan pembagian bibit kepada masyarakat yang dilaksanakan tanggal 22 april 2018. Orasi Aksi Bersih dan pembagian bibit tersebut diberlakukan di sepanjang jalan dari Patung Kuda Talise sampai kawasan wisata kampung Kaili dan Anjungan Jembatan Kuning Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah. Kegiatan tersebut tidak hanya diikuti oleh para mahasiswa, melainkan juga diramaikan dari komunitas sosial yang diinisiasi oleh “Seangle Indonesia” yang menyelenggarakan aksi Earth Day 2018 yang bertajuk “Bring Back The Green” dan Sharing session yang mengahdirkan 3 narasumber yaitu Ismail (Hidroponik Kota Palu), Koko (Walhi Palu), dan Smith (Gerakan Gali Gasa Palu).
Kegiatan Puncak Peringatan Hari Bumi 22 April 2028 adalah Aksi Penanaman 300 bibit mangrove yang diikuti oleh lebih dari 150 orang dari kalangan siswa, mahasiswa dan kumunitas sosial di Kota palu. Kegiatan Penanaman ini dihadiri langsung oleh pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah.
”kami selalu siap membantu kegiatan seperti ini, hanya saja kami harapkan adalah keberlanjutan dari kegiatan ini, sebrapa banyak teman-teman mampu merawat bibit ini dan dapat tumbuh minimal 100 bibit serta meminta kerja sama dari komunitas sosial yang akar terlibat agar dapat mengontrol perkembangan dari bibit mangrove hingga 6 bulan kedepan.” Ungkapan pak Edo selaku perwakilan Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Tengah (Riska-HMB).